Amukan Hati dalam Diam By: onni_weli Sore itu aku menengok kearah jendela kayu rumah tua yang berada dipojok jalan yang berdiri kokoh sendirian ditengah luasnya semak belukar, panjangnya aliran sungai yang membingunkan. Semua terasa begitu mencekam dikala mentari sore beranjak meninggalkan mulai Smenenggelamkan diri ditengah lautan. Begitu berat yang kurasakan saat harus bertemu malam. Hanya sebuah lampu minyak yang berukuran kecil yang menemani. Masih diujung sore itu, dengan krasak krusuk aliran sungai yang memanjang disepanjang jalan yang tak tau sampai dimana ujungnya. Terlihat beberapa anak-anak kecil mandi ditepi sungai, mereka melompat secara bergantian. “Byuur...” begitulah bunyinya. Mereka melompat seperti seseorang melepaskan kekecewaan mereka dengan negeri ini. Begitu keras dan sesaat membenamkan kepalanya sedikit lama kedalam sungai tersebut. Berharap ada rasa ketenangan dalam ragu-ragu yang semakin memanas dalam dada ini. Setiap hari ada banyak h
Ada makna di balik setiap cerita yang tertulis meskipun ada anggapan tak bermakna bagi para readers. Awan, Langit dan Air. This possible and perfect!