Suatu hari, ayah dan ibuku berpisah dengan alasan yang tidak masuk akal sama sekali dipikiranku. Bagaiman tidak! Ibuku dituduh hamil dari orang lain yang sedangkan ayahku selalu dirumah bersama ibuku. Apalagi ibuku bukanlah tipe orang yang suka keluar malam-malam juga. Begitu juga dengan adik-adikku, mereka semua dirumah. Untuk bermain pun mereka tidak pernah jauh-jauh dari rumah. Sebelum perpisahan terjadi pertengkaran hebat. Mereka saling menyalahkan satu sama lain. Tidak ada lagi rasa malu dan kekawatirannya dengan kami. Bahkan smereka saling mengusir. Kami hanya mampu menangis dan tidak ada hal lain yang kami pikirkan selain kami akan terlantar dan ketakutan akan masa depan. *** Ibu masih melihat kami dengan wajah sayu dan mata sembab setelah menangis. Aku berpikir dia akan terenyuh melihat kami yang juga masih menangis karena ketakutan melihat pertengkaran dihadapan kami itu. Namun, ternyata tidak. Dia pergi sendirian tanpa membawa kami seorangpun.
Ada makna di balik setiap cerita yang tertulis meskipun ada anggapan tak bermakna bagi para readers. Awan, Langit dan Air. This possible and perfect!